Rabu, 08 Januari 2014

Hari ke-8 #1Hari1Ayat : Sebuah Sudut Pandang tentang Ayat Kursi


Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim



Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia 
Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); 
tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. 
Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya 
Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, 
dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. 
 Kursi [Kuasa] Allah meliputi langit dan bumi. 
Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(QS. Al-Baqarah 255)


Pernahkah kita melihat atau membaca ayat ini dari sisi format penulisannya dalam Al-Quran? Yuk, kita coba mengkajinya lewat sisi penulisannya. Dalam hal ini saya menganalisanya dari Al-Quran format 18 baris. (Ada banyak cetak Al-Quran yang berbeda beredar di Indonesia, yakni format 15 baris dalam satu halaman, format 16 baris atau 18 baris).
Kenapa saya menggunakan format 18 baris? Karena lebih mudah dianalisa dan dipelajari sebagaimana yang telah saya dapat melalui ustadz saya.

Melalui kajian, dengan pendekatan metoda Struktur dan Format Al-Quran, format 18 baris, ayat Kursi yakni surat Al-Baqarah ayat 255 terdapat pada halaman 33 Al-qur’an, ayat ke 3 pada halaman awal juz 3. Ada apa dengan angka 3?
3 (tiga) seringkali jadi hitungan kesempurnaan. Misalnya, ketika ketika bersuci (thaharah). Dari mulai membasuh tangan, rambut, hidung, muka, rambut, telinga sampai kaki, semua mensyaratkan 3 kali membasuh. Meskipun ada beberapa yang memperbolehkan satu kali usapan saja.

Rasulullah saw mengajarkan kita untuk berdzikir usai sholat dengan membaca Subhanalah sebanyak 33 x, Alhamdulillah 33x dan Allahu Akbar 33 x pula.
Berdoa, apapun, baik membaca ayat Kursi atau doa lain, para ulama mengajarkan dengan hitungan 3 x.

Saya jadi ingat sebuah hadits yang berbunyi :

            "Sesungguhnya Allah adalah witr (ganjil) dan mencintai ganjil"  [HR. Abu Daud]

atau pada riwayat lain berbunyi :

"Dan Allah memiliki Sembilan puluh sembilan nama seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal dan mentafakurinya) akan masuk surga. Dia itu Witir (ganjil) dan menyukai yang ganjil ." (HR. Bukhori-Muslim)

dan riwayat lain berbunyi :

"Sesungguhnya Allah Tunggal (Esa) dan suka kepada yang ganjil (bilangan yang tidak genap)" 
 (HR. Tirmidzi).


3, 33, adalah angka ganjil. Asma Allah 99, juga ganjil, Sholat Witir juga ganjil. Thawaf 7 x, ganjil. Dan malam Lailatul Qadar yang dijanjikan pada bulan Ramadhan sebagai malam seribu bulan pun berada pada malam-malam ganjil.

Di sanalah Allah banyak menyimpan keutamaan, memberi peluang bagi hambaNya untuk mendekat. Dan selalu, di jalannya itu penuh dengan kesulitan dan rintangan, godaan yang tak disadari. 

Ganjil dapat ditafsirkan sebagai lawan genap, dapat pula dipandang sebagai keadaan yang tak biasa atau ganjil. Maka, ayat Kursi biasa diajarkan untuk dibaca ketika menemukan hal-hal ganjil dalam keseharian kita sebagai upaya penenang atau pengobat rasa tak nyaman (baca : takut, ngeri dsb) ataupun perasaan lain yang sering tak mampu digambarkan. Juga penguat ruhani ketika godaan datang menyerang.

Yang lebih utama diyakini adalah ayat-ayat Al-Quran selalu memiliki tafsir yang kaya untuk membuat kita semakin percaya bahwa ia benar-benar mu'jizat dan Hudal lin Naas, petunjuk bagi manusia. Petunjuk bagi semua urusan tanpa kecuali. Lalu, kepada siapa lagi kita memohon petunjuk kecuali hanya kepadaNya? Allah swt Sang Tuhan Semesta Alam.

Maha Benar Allah dengan Segala FirmanNya ...



2 komentar:

  1. aahhh...bingung mau komen apa, memang hanya kepada Nya kita meminta :D

    BalasHapus
  2. Maha Benar Allah dengan segala firmanNya

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...