Kamis, 09 Januari 2014

#1Hari1Ayat, Hari ke-9 : Ketika Membaca Tak Mengubah Apapun ...

Aku berlindung kepada Allah dari segala godaan syetan yang terkutuk
Bismillahir rahmaanir rahiim

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
(QS. Al-'Alaq 1)

Membaca, sejatinya bukan hanya kegiatan mengeja tulisan, apapun jenis tulisannya, apapun jenis bahasanya. Membaca adalah keterampilan mengolah panca indera, seluruhnya, dengan mengikutsertakan hati. 

Lihatlah langit hari ini. Adakah di sana barisan aksara yang menari? Tidak, bukan? Tetapi kita pasti dapat membacanya, sedang cerahkah atau mendung pertanda akan turun hujan? 

Tataplah wajah ibu. Adakah huruf terpampang di wajah teduhnya? Tentu saja tidak. Tetapi dari wajahnya kita akan tahu sedang sedih, marah, cemas,  atau bahagiakah beliau?

Kita diperintahkan untuk membaca, karenanya kita diciptakan lengkap dengan seluruh unsur untuk bisa membaca. Membaca huruf, angka, keadaan, ekspresi, suasana, iklim, baik melalui keterampilan lahir maupun mengasah ketajaman ruhani. Membaca, mengamati, menganalisa dan menyimpukan, semuanya dimungkinkan, dengan catatan Bi ismi Robbikalladzii Kholaq, dengan menyebut nama Tuhanmu Yang menciptakan, sebab bila semua kegiatan membaca itu tak disandarkan pada kebesaran nama Tuhan, tak diikuti dengan keinsyafan bahwa semuanya tak akan terjadi tanpa campur tangan Tuhan, maka semuanya akan hampa, tak berarti apapun.

Barangkali apa yang kita baca, amati, analisa dan simpulkan tak sepenuhnya benar, namun nyata sungguh bahwa kegiatan tersebut tidak hanya melibatkan kecerdasan otak dan kejernihan mata, melainkan lebih luas dari pada itu. Membaca adalah persoalan kebeningan. Mampukah kita mengambil manfaat darinya kemudian diamalkan dalam hidup keseharian, dipraktekkan dan akhirnya membuat kita bertambah baik? Bila kegiatan membaca tak merubah apapun, tak semakin membuat kita mendekat padaNya, betapa ruginya ...
Naudzubillahi min dzalik, semoga kita dijauhkan dari keadaan seperti itu.

Maka pintar-pintarlah kita memilih bacaan. 
Cerdas memilih bacaan, membaca keadaan, memaknai perbedaan dan menjalani keseluruhan prosesnya adalah pengamalan nyata dari perintah Membaca, yang dipilih Allah sebagai wahyu pertama. 

Lalu sudahkah kita membaca?
Bila sudah, sejauh mana hal itu mendekatkan posisi kita di hadapan Tuhan?



2 komentar:

  1. harus pinter2 pilih bacaan ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul, mak Myra, lalu pinter2 mengamalkan apa yang telah dibaca
      (sedang menasihati diri)

      Hapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...