Jumat, 30 Desember 2011

galau

menulis tentang apapun muaranya adalah menujuMU, ya Allah
tetapi pagar tinggi ini kemudian membuatku terhijab dariMu
benar aku makhluk tak pantas untuk Kau pandang
tetapi aku hanya ingin mengatakan betapa aku kerap meninggalkanMu
dalam perjalanan yang sejatinya adalah ke arahMu semata
dalam kekhusyuan aku kerap terbelenggu rasa
yang datang bukan dari Cahaya
kedunguan ini yang mengerangkeng pemahaman tentang betapa hidup adalah perjalanan terjal
antara jurang tebing dan badai tak henti menerjang
tetapi seringkali bukan itu yang menjatuhkan
melainkan semilir biru yang datang di tengah lelah
membuatku terpejam
tak lagi melihatMu

duhai Cahaya
jangan biarkan kelam itu menyelimuti jalanku
agar ke arahMu itu tetaplah tujuanku
meski sejatinya kelam atau riang
tak pantas jadi alasan untukku menghentikan langkah menujuMu

maka
aku pasrah saja sekarang
dengan tetap percaya
Engkau selalu ada untukku

Rabu, 21 Desember 2011

kabarkan pada angin, aku luka

menatapi semut beriringan di dinding tembok, mengalun 'what is the youth' dari compact di pelukan, menakar hati yang risau, adakah lagi waktu kan terbang? aku ingin tiba-tiba memiliki sayap, terbang menuju nirwana, adakah semut disana, dinding tembok yang mengapung? andai saja waktu henti bernafas, akan menjelma apakah musik di telinga? serupa semut yang berjabat erat atau hati yang terkoyak belati?

duhai ... gerangan apa lagi kata yang pantas untuk mengabarkan pada langit kalau aku tengah terluka, berdarah-darah dalam sunyi yang pekat, sedang sayap tak jua hinggap

untukku terbang meninggalkan pekat yang dendam


sorry, aku benci kamu

jangan hampiri aku sebab tak ada ruang kosong untuk menyimpan mangkukmu
simpan saja kuemu di lapak seberang
atau donasikan kepada murai
yang terbang rendah menunggu jatah

sorry, aku lelah
tak ada tempat bagi istirahku sebesar apapun istana yang kau bangun
percuma kamu hiasi dengan pualam

aku tak bisa katakan kenapa
sebab akupun tak tahu kenapa aku begini

jadi
sorry, aku benci kamu
menjauhlah

Senin, 05 Desember 2011

... solilokui ...


ruang kosong itu menganga ganas, siap menerkam sesiapa yang tak siap memasang kuda-kuda. pagi menyergap di ujung pematang, sedang petani sesiang ini belum juga siuman. langit tak pernah mau menunggu angin, tak ada satupun yang siap menunggu untuk sebuah ketidakpastian,
hidup adalah ketidakpastian itu

mengapa selalu ada ruang kosong yang disiapkan alam sehingga selalu saja ada yang terjebak didalamnya, bahkan terperangkap tak mampu keluar?
duhai alangkah bebalnya ia yang terjerembab beberapa kali
apakah hidup tak memberinya nilai?