Sabtu, 19 September 2009

Shaum Keduapuluhsembilan : Evaluasi


Setiap habis Ramadhan
hamba rindu lagi Ramadhan ...
mohon umur hamba di tahun depan
berilah hamba kesempatan ...

Penggalan lirik lagu Bimbo itu begitu pas dan menyentuh setiap sudut hati para pendamba dan perindu. Semuanya.
Semua orang, yang menyebut dirinya muslim, di seluruh dunia, pastilah merindukan tibanya Ramadhan, hingga bila ia pergi, ingin segera bertemu kembali satu saat nanti.

Itu mengenai perasaan.

Bagaimana dengan kualitas ruh kita ??

Di penghujung senja Ramadhan, saat tarawih tak lagi ditegakkan, saat asma Allah bergema di penjuru bumi kalbun shalih dan masjid-masjid, sejatinya setiap kita melakukan pula evaluasi dan kontemplasi. Pandanglah kedirian kita dengan mata hati yang tak pernah dusta. Dengarlah suara yang keluar dari sudut terdasar dengan telinga hati yang juga tak pernah bohong. Monolog yang terjadi di muara penghambaan, Insya Allah akan melahirkan cahaya.

Di tengah takbir yang menggema dari suara hati kita, Allah akan menuntun kita menuju-Nya. Sebab ia "sesuai persangkaan hamba-Nya", ia lebih dekat dari urat leher kita.

Maka, insya Allah esok pagi, ketika fitrah telah selesai dibagikan, ketika seluruh bumi Allah memutih dalam pusaran takbir mengagungkan asma-Nya, kita tak lagi hanya tiba di hari lebaran, melainkan bersatu dalam kebeningan Idul Fitri. Sebab hanya Idul Fitri yang dihadiahkan kepada para pejuang Ramadhan.

Bila Ramadhan ini tak sesuai dengan target pencapaian ruh kita, semoga Allah swt berkenan memanjangkan usia kita hingga Ramadhan tahun depan.

Amiiin Yaa Allah, Yaaa, Mujibassailin ...

Jumat, 18 September 2009

Shaum Keduapuluhdelapan : Hantaran Lebaran

Lebaran sebentar lagi ...

Tak terasa waktu demikian cepat berlalu.
Ada yang berat saya tinggalkan,
Ramadhan.

Suasana Ramadhan yang sejuk, menenangkan dan berlimpah wangi surga
harus segera ditinggalkan
berganti fajar fitri yang dijanjikan
Masihkah saya punya waktu hingga Ramadhan depan??

Semoga Allah masih memberi saya kesempatan bertemu lagi Ramadhan
Amiiin ...

Dan di ujung Ramadhan tahun ini, saya ingin mengirimkan hantaran silaturahmi lebaran sebagai wakil rasa betapa saya menanti maaf sahabat semua, atas kesalahan dan kekhilafan dalam kata-kata yang sempat terlontar dari tulisan-tulisan saya. Hantaran lebaran ini memang bukan buatan saya melainkan kiriman sobat blogger yang lain, tapi itu tak jadi soal bukan? selama diantara kita semua terjalin kasih sayang dan persahabatan yang dilandasi niat karena ibadah pada-Nya.

Semuanya kukirimkan buat sahabat blogger dimana saja berada yang menyambut permohonan maaf saya.

Hantaran pertama dari mbak Nura di Al-Jubail, komplit sekali :





Hantaran ini dari Kang JT :


Sedangkan hantaran ini pesanan Ateh 75 (untuk sobat blogger yang lain, yang memiliki makanan favorit karedok seperti Ateh, boleh kok diambil ...)



Dan yang ini dari Anazkia :







Saat sahabat membaca postingan ini, mungkin saya sudah berada di Bandung, di rumah orangtua saya untuk berkumpul bersama seluruh keluarga besar. Tapi, bukankah tak jadi soal dimana kita tinggal selama hati kita bersatu dalam jalinan persaudaraan ...

Sekali lagi "Mohon Maaf Lahir Batin"

Kamis, 17 September 2009

Shaum Keduapuluhtujuh : Menyucikan Harta



"Aduh ... pegalnya kakiku, antriannya panjang beneer," keluhan Bu Juju serta-merta menghambur usai keluar antrian. Tapi kok wajahnya cerah ya?

Usut punya usut ternyata ia 'berhasil' mendapat pecahan uang kertas baru nominal 2 ribuan, lima ribuan dan duapuluh ribuan. Terbayang bahagianya kelak dapat membagikannya pada para keponakan dan anak-anak yatim di kampung.

Penukaran uang menjelang hari raya menjadi fenomena tersendiri. Tak soal nilai nominalnya kecil, asal lembarannya baru dan masih 'segar' cukup untuk bagi-bagi rezeki di kampung halaman. Ada kebahagiaan yang terpancar dari budaya itu. Baik bagi yang memberi maupun bagi yang menerima.

Itu baru hal-hal yang bersifat hadiah, kasih sayang, shadaqah, yang aturan pemberiannya tidak ditentukan besarannya. Itu saja sudah menimbulkan efek 'bercahaya' berupa bahagia dan pahala yang Tuhan kirimkan bagi sang pemberi. Belum lagi bicara tentang pemberian yang diwajibkan sebagai konsekuensi penciptaan manusia sebagai makhluk sosial, yang disebut zakat.

Bicara tentang zakat, saya jadi teringat usul Kang eNeS agar saya menulis tentang kewajiban muslim yang satu ini. Maka sayapun kemudian bongkar buku, ketemulah Fiqih Islam Lengkap karangan Drs. H. Moh. Rifai dan Ihya 'Ulumuddin-nya Imam Ghazali. Dan inilah hasilnya, semoga bermanfaat.

Dalam Fiqih Islam, disebutkan bahwa zakat fitrah ditetapkan pada tahun ke 2 Hijrah (623 M), sebelum syara’ mengatur dengan jelas terhadap zakat mal.


Pada suatu hari pada tahun ke 2 Hijrah, Nabi saw mengumumkan di hadapan para shahabat tentang beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang Islam, diantaranya adalah butir : “Wajib mengeluarkan zakat nafs” yang dalam masyarakat kita lebih dikenal dengan zakat fitrah.


Pengumuman itu dikeluarkan 2 hari sebelum Idul Fitri. Waktu itu Nabi saw hanya membagi zakat fitrah kepada fakir miskin sebagaimana keadaan membagi zakat mal sebelum turun ayat 60 Surat At-Taubah yang menerangkan tentang para mustahiq (orang yang wajib menerima zakat). Bahkan sesudah itupun Nabi saw sangat memetingkan bahwa zakat fitrah hanya diberikan kepada fakir miskin saja.


Karena demikian kompleksnya pembahasan tentang zakat mal, kali ini saya hanya hendak berbagi soal zakat fitrah saja. Bahasan ini sesuai dengan momen hari raya yang sebentar lagi akan kita jelang (semoga Allah masih memberi nikmat usia, amiiin).


Berbeda dengan zakat mal, zakat fitrah ialah “zakat pribadi” atau “zakat jiwa” yang harus dikeluarkan oleh setiap Muslim laki-laki dan perempuan, besar dan kecil, yang mempunyai kelebihan makanan bagi dirinya dan tanggungannya, pada malam hari atau pagi hari sebelum sholat Idul Fitri.


“Dari Ibnu ‘Abbas ra, ia berkata : Rasulullah saw mewajibkan zakat

fitrah itu selaku pembersih dari pada perbuatan sia-sa dan

omongan-omongan yang kotor, dari orang yang berpuasa dan

sebagai makanan bagi orang miskin.

Maka barangsiapa yang menunaikannnya sebelum sholat Ied,

itu adalah zakat fitrah yang diterima,

dan barangsiapa yang menunaikannya setelah sholat Ied,

maka itu hanyalah suatu shadaqah seperti shadaqah-shadaqah biasa.”

(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dan disahkan oleh Hakim)


Jumlahnya adalah 1 sha’ atau 2,305 kg atau dibulatkan menjadi 2,5 kg untuk setiap jiwa. Ia dapat berupa beras atau makanan lainnya yang biasa menjadi makanan pokok. Namun, saat ini zakat fitrah dapat juga diberikan dalam bentuk uang tunai dengan catatan setara dengan 2,5 kg beras.

Maka setiap kepala keluarga Muslim wajib membayar untuk seluruh tanggungannya, seperti istri, seluruh anaknya, hamba sahaya/pembantunya, termasuk orangtuanya bila mereka tinggal bersamanya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw :

“Bayarlah zakat fitrah orang-orang yang hidupnya

Menjadi tanggungan kamu”


Zakat selain sebagai sebuah kewajiban yang telah diperintahkan Allah kepada kita, ia juga memiliki dimensi social serta beragam hikmah.

  1. Mendidik kita untuk mau dan suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat kikir dan bakhil.
  2. Zakat memberi kita kesadaran betapa manusia adalah bersaudara, tak ada lagi pikiran hanya hidup untuk diri sendiri.
  3. Mendidik kita untuk tetap dan mau bermurah hati, penderma, dan penyayang.
  4. Zakat dapat mejembatani jurang pemisah yang dalam antara si kaya dan si miskin, bahkan hilang sama sekali. Memupus rasa iri hati dan dengki yang kerap timbul akibat perbedaan status ekonomi.
  5. Meratakan nikmat Allah yang diberikan kepada manusia.

Maka saudaraku, marilah kita niatkan karena Allah semata membayar zakat fitrah usai terbenamnya matahari akhir bulan Ramadhan hingga sebelum sholat Idul Fitri. Agar diterima amalan kita sebagai zakat, bukan sebagai shadaqah.

Wallahu’alam bishawab …


(Kang eNeS … peernya selesai, alhamdulillah. Semoga menjadi manfaat untuk saya dan sobat semua. Amiiin…)

Rabu, 16 September 2009

Shaum Keduapuluhenam : Ngobrol Dengan Buku

Pernah di suatu masa dahulu, saya begitu gila buku. Dalam sehari saya bisa ‘melahap’ 7 hingga 10 buku. Buku tentang apa saja. Novel, komik, cergam, majalah, Dulu, saya akrab dengan Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu, Si Badung, Si Kembar, semuanya karya Enid Blyton,. Trio Detektif dan karya-karya Alfred Hitchcock lainnya, cergam Tintin, Lucky Luke, Johan dan Pirlouit, Asterix. Novel sastra karangan Marah Rusli, Abdoel Moeis, Buya Hamka, Nur St. Iskandar, memoar Kuantar Ke Gerbang, Buku puisi dan prosa Emha Ainun Nadjib, Acep Zamzam Noor, karya-karya Muhammad Iqbal, Annemary Schimmel, Kahlil Gibran. Novel karya Agatha Christi, Danielle Steele, Sidney Sheldon, Edy D Iskandar, Maria A. Sardjono, Mira W, Marga T, Ike Soepomo, Bahkan tulisan-tulisan Teguh Esha, Motinggo Busye, Remi Silado, Abdullah Harahap pernah juga saya baca. Buku serial dari lima benua habis kulalap. Buku tentang apa saja tanpa memilih. Saya seperti kelaparan.


Seiring waktu saya mulai menyeleksi bacaan-bacaan saya. Mungkin karena saya mulai menemukan buku macam apa yang membuat saya ‘tumbuh’, saya sadar saya harus pandai memilih bacaan bergizi. Tapi referensi saya sangat terbatas. Sungguh sangat terbatas. Mungkin mulai ada pergeseran interrest, ya (??)


Maka ketika saya menerima Tag Book (ini istilah yang baru saya kenal) dari sobat blogger Sang Penikmat Buku, saya baru tersadar, ternyata lama sekali saya tak lagi “membaca”. Melihat blog sahabat yang gila buku macam miliknya Fanda, Sinta, mbak Reni, saya malu, betapa saya banyak tertinggal dalam hal baca membaca.

Melalui Tag Book, Sinta memberi tugas agar saya mempresentasikan diri melalui judul buku. Aiih … kreatif bener!!


Bismillahirahmaanir rahiiim, kumulai saja tugasnya ya :

  1. Describe yourself : Rectoverso/Dee [saya memang bak koin bersisi ganda : ada baik buruk, benar salah, sabar tak sabar, yang membuat saya "sempurna" sebagai manusia (menegaskan betapa Allah begitu Mahahebat menciptakan makhluk bernama manusia, perbedaan yang merupakan kesatuan hakiki yang tersembunyi).... wiiih panjang amat penjelasannya]
  2. How do you feel : Jadilah Wanita Paling Bahagia/Dr. 'Aidh al-Qarni [karena saya sedang dan ingin terus bahagia ^-^]
  3. Describe where you currently live : Trilogi Opera Keluarga/ Neno Warisman [saya hidup dalam keluarga yang hangat namun keras dala m hal penerapan agama, alhamdulillah]
  4. If you could go anywhere, where would you go : Di Jamuan Cinta-Mu di Arafah/Ratna Januarita [Allahumma amiiin …]
  5. Your favorite form of transportation : Masih Ada Kereta Yang akan Lewat/Mira W
  6. Your best friend is : Anak-anakpun Berfilsafat/ Gareth B. Mathhews [Karena saya selalu ingin menjadi sahabat anak-anak, maka aku harus mengenal alam pikirannya, kan ?]
  7. You and your friends are : Belahan Jiwa/Iffa Avianti
  8. What's the weather like : Katumbiri Nutug Leuwi/Tjandrahajat [ saya selalu suka melihat katumbiri/pelangi, sebab ia titian bidadari (begitu dongeng masa kecil saya)... tapi itu bukan nama musim, ya hehe ... maksa]
  9. You fear : "………."/ Alfred Hitchcock [lupa lagi judulnya, yang pasti tentang napi yang berrencana kabur melalui peti mati saat ada tahanan yang mati, dan ternyata teman yang direncanakan akan membuka kuburnya kelak di luar tahananlah justru yang mati dan terkubur bersamanya. Bagiku ini sungguh mengerikan!!]
  10. What is the best advice you have to give : La Tahzan/ DR. ‘Aidh al-Qarni [Jangan bersedih, sebab Allah dekat dengan kita (sambil ngingetin diri sendiri juga sih)]
  11. Thought for the day : Life Excellent/ Reza M. Syarif [full gizi : buat sarapan hari ini, saya merasakan energi motivasi yang disuntikkan]
  12. How would I like to die : Bidadari-bidadari Surga /Tere Liye
  13. My soul's present condition : Berguru Kepada Allah/Abu Sangkan [ tengah ingin selalu dekat dengan-Nya, belajar dan berusaha terus tiada henti, Insya Allah]

    Alhamdulillah, usai sudah ....

Tag Book dari Sinta ini langsu ng kukirim kepada :
Sastra Culun
Sastra Radio
Fatamorgana
Kang JT
Rizky
Ateh

Dan karena tugas telah selesai dikerjakan, langsung saja saya pasang hadiah dari Fanda, yakni sebuah award cantik kreasi Nana.




Terima kasih buat semuanya.

Selasa, 15 September 2009

Shaum Keduapuluhlima : Menulis Setiap Hari



Tulisan ini pernah saya posting di awal blog saya.
Tiba-tiba saya terkenang kakek almarhum serta ajaran beliau, maka kubagikan perasaan ini buat sobat semua. Semoga bermanfaat.

Kakek saya, Endus Supena, selama hampir 60 tahun tak pernah absen menulis catatan harian, bahkan pada saat yang terbadai (meminjam istilah Abdurrahman Faiz, penulis cilik putera penulis Helvy Tiana Rosa).
Beliau menulis secara rutin, tak terjeda, sejak usia 40 tahun sampai ajal menjemputnya di usia 107 tahun. Sebegitu setianya beliau pada catatan, kemanapun pergi buku harian tak pernah tertinggal. Aki (begitu saya menyapanya) dengan buku harian laksana gula dengan manisnya. Ia adalah dua kata berbeda tetapi memiliki satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Banyak permata yang saya dapat dari perjalanan hidup aki, diantaranya adalah pesan untuk selalu "menulis catatan hidup" sehari-hari. Meskipun peristiwa itu tak berarti dan remeh, tuliskan. Sebab kelak, saat waktu tak lagi sama, ia akan berubah menjadi sejarah yang tak terduga! Maka, tuliskanlah sekecil apapun artinya itu untukmu. Selami dan renungkan keseharian itu dalam bentuk kata-kata, maka kau akan menemukan betapa berharganya hidup, betapa berartinya dirimu dan alangkah sia-sianya waktu bila tak diisi dengan perbuatan.

Maka, ketika aki meninggal dunia, saat jasadnya tak lagi bersama kami, yang teringat dari peninggalan aki bukanlah harta dan tanah, melainkan buku catatan harian. Buku-buku itulah yang kami jadikan pusaka peninggalan tak ternilai.
Buku harian itu berjumlah 58 buah. Setiap 1 buku menyimpan perjalanan 1 tahun atau 1 tahun 3 bulan, tak sama, tergantung banyak tidaknya tulisan beliau. Semua catatan penting kelahiran, aqiqah, kematian, kelulusan, pernikahan para anak cucu mantu lengkap tertulis. Tiga malam pertama kepergiannya kami isi dengan membaca kisah hidupnya sekaligus perjalanan kelahiran serta kenakalan dan kesehaian kami anak cucu mantunya. Duh ... aki, hatur nuhun !

Kesetiaan.
Itulah yang saya genggam dari ketekunan aki menulis kesehariannya.
Kesetiaan pada hidup.
Kesetiaan pada keturunan.
Kesetiaan pada kebiasaan yang menjadikannya berarti.

Bagi saya ini sungguh luar biasa !
Sebuah mozaik yang dengan cermat beliau susun dalam hidup yang telah dianugerahkan Allah Yang Mahahidup. Mozaik itu kemudian menjelma sebuah pusaka sarat nilai yang beliau persembahkan bagi keturunannya. Tentunya untuk dijadikan teladan.

Kini...
mampukah saya menulis terus setiap hari?
Selama ini selalu saja ada rentang waktu yang kosong, baik hitungan hari atau bahkan minggu, lembaran harianku putih, tak ada kata, tak ada rasa. Tak pernah konsisten !

Konsistensi!
Itulah sesungguhnya yang diajarkan aki lewat kesetiaannya pada catatan harian.
Ternyata, menulis setiap hari, benar-benar setiap hari, tak semudah yang saya bayangkan. Di dalamnya terdapat banyak sekali virus kemalasan, ngantuk atau bahkan lupa!
Padahal, kata Pak Hernowo penulis "Spirit Iqra", menulis dan juga membaca akan menumbuhkan dendrit ( salah satu komponen penting di otak yang berfungsi mengalirkan dan mengait-ngaitkan informasi).

Pantas saja aki berumur panjang dan tak pikun hingga akhir hayatnya! Otaknya terus bekerja ...
Lagipula Sahabat Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah, mewasiatkan : "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya."
Lalu kalau begitu, agar selalu sehat, bernas, dan tak cepat pikun : teruslah menulis. Tulis apa saja.

Itulah pelajaran berharga dari almarhum kakek saya tercinta.
Semoga sekecil apapun yang saya lakukan dari ajaran aki, pahalanya sampai jua padanya.
Amiiin

Senin, 14 September 2009

Shaum Keduapuluhempat : Pertarungan Ini

pertarungan ini sejatinya tak pernah usai

bukan baru hari ini, melainkan

jauh

lebih jauh dari usiamu sendiri

saat kau menjalin janji denganNya

itulah permulaannya

pertarungan ini bukan lautan dusta

darah tiada

pun jerit tangis wanita serta anak dunia

sebab ia sesuatu yang tak teraba,

ia ada

juga tiada

bagi para petarung, ia ada

jelas sejelas nila dalam susu

musuh mengangkang di segala jendela

hijab tiada, pun tirai tembaga

: ia utuh

bagi yang buta, ia tiada

semesta menutup mata

di batas pandangnya hanya dunia

lainnya tiada

pertarungan ini tetap ada

sejatinya ia tak pernah usai

sebab ia yang memberi arti

bagi nisbinya hidup

jalan terbukanya negeri dambaan

sebab tanpanya hidup bukan lagi hayat

seperti saat Adam menerima takdirNya

Minggu, 13 September 2009

Shaum Keduapuluhtiga : Engkau, Anakku

bagiku engkaulah sebab kebergerakan
menyatu embun di dedaunan semesta
mengeja aksara di kebeningan riak rasa
seteduh telaga sedalam samudera

di jejak tapak perilakumu
kutemukan cermin kata dan cita
mendera tuk segera membaca
apa saja yang membuat langkah tak henti
mengaji diri


engkau, anakku
adalah sebab segala kata
yang menghambur berkejaran
tiada jeda
meski kuingin berhenti
sekedar istirah

bagiku engkau anakku
buah rahim yang lahir lebih dari sekedar keinginan
keegoisan keperempuananku
engkau anakku
tumbuh melaluiku untuk menaiki kearifan diri
menuntun ke tempatmu
engkau, anakku
adalah sebab segala kebergerakan
tanpa jeda
yang ditakdirkan Tuhan bagiku

Sept’08

Sabtu, 12 September 2009

Shaum Keduapuluhdua : Lailatul Qadar

Tak dapat saya ciptakan dalam benak dan hati saya, sebuah malam yang berdenyar melingkupi semesta raya sebagai sebuah malam yang bermakna seribu bulan. Seberapa luas nilai yang dikandungnya? Apatah ia kan menjelma di sudut hati yang seperti ini?

Ia, malam mulia itu telah dijanjikan Allah dalam firman-Nya :

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr 1-5)

Saya yakin, semua mu'min di semesta, akan berlomba menemukan malam itu. Di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ia ada. Maka di sepuluh hari terakhir itulah semesta mu'min memburunya. Sekali lagi memburunya, bukan menantikannya. Sebab ia, malam kemuliaan itu, tak akan hadir tiba-tiba. Ia datang pada jiwa yang mendambanya. Ia hadir pada hati yang merindukannya. Dan malaikat Jibril tahu, sesuai perintah Tuhannya, kepada jiwa yang mana kesejahteraan itu akan ia turunkan....

Lalu, sudah termasukkah saya pada jiwa yang dimaksud, agar Jibril berkenan melingkupi rumah jiwa kami dengan cahaya seluas cakrawala? Shaum seperti apakah yang kemarin saya kerjakan hingga saya cukup pantas mendapatkan kemuliaan itu?

Tak henti saya berdoa, berharap, bergerak dan mengkaji diri agar jiwa ini terus bergerak menuju-Nya. Dan Lailatul Qadar itu memayungi langit-langit jiwa.

Bagaimana dengan engkau, sahabat?

Jumat, 11 September 2009

Shaum Keduapuluhsatu : Ibu Pertiwi

Ibu ...
usah engkau susah hati
menyaksikan apa yang terjadi kini
dengarlah bisikku
masih ada 'rasa' itu
masih ada 'darah' itu
masih ada 'gelora' itu

Ibu ...
meski ia bukan barisan tentara bersenapan
perkasa di garda depan
ia lebih kuat menancap panji di lini belakang
ia ada di tengah-tengah jiwamu

Lihatlah ibu ...
tak nampak namun bergerak
perlahan
sebab ia bukanlah gerakan revolusi
ia bergerilya memperjuangkan kedigdayaan tanah kita
agar tak lagi terhuyung di ranjau tetangga

Di sini ibu ...
di bilik-bilik kecil setiap pintu
ia ada
menyediakan jiwa
menyediakan raga
menjadi ibu peradaban
sepertimu

Jadi, ibu ...
usah engkau susah hati

Perempuanmu tengah berikrar!!


Alhamdulillah ...
usai sudah tugas mengerjakan peer dari sahabat : Fanda, Mbak Tisti dan Mbak Reni, yang telah berbaik hati mengirimkan award ini untukku.




Sesuai amanat pengirimnya, maka award berharga ini kuteruskan kepada :
Alamendah
Bang TarSan
Mbak Irma
Hani Hizboel
Fatamorgana
Mas Tamsil
Mbak Nura
Mbak Aie
Pelangi Anak
Kang JT

Dan ini tugasnya :
1. Buat puisi singkat atau kata-kata atau pesan, pokoknya mengenai Indonesia sebagai bukti kecintaan pada negeri ini....
2. Bagikan ke 10 teman yang lain, para blogger tanah air yang senantiasa memiliki dedikasi dan peduli terhadap segala aset dan budaya bangsa.

Diteruskan ya, sobat ...

Kamis, 10 September 2009

Shaum Keduapuluh : Untuk Apa Tuhan Menciptakan Kita?

jupiter_aurora.jpg.


Setiap diri diciptakan Tuhan untuk sebuah tugas. Tuhan tak mungkin menciptakan sesuatu dengan sia-sia, Robbanaa maa khalaqta haadzaa baathilaa. Ia tak mungkin menciptakan sesuatu yang rusak dan tidak berguna. Lalu untuk apa kita diciptakan ? Apakah setiap manusia memiliki tugas yang sama sebagai khalifah fil ardl?

Mari kita mengerucutkan pertanyaan ini hanya untuk keberadaan diri sendiri. Untuk setiap kita, apa yang telah kita lakukan untuk membangun eksistensi diri ? Apa yang telah kita kerjakan untuk mengabarkan pada orang terdekat bahwa kita ada dan penting bagi mereka ? Apa yang telah kita lakukan untuk kebaikan orang sekeliling ? Bagaimana kita bersikap kepada suami, istri dan anak-anak ? Bentuk perhatian seperti apa yang telah kita persembahkan kepada kedua orangtua ? Sumbangan apa yang dapat kita bagikan kepada tetangga, rekan kerja, atasan, bawahan atau kerabat ? Bagaimana sikap kita terhadap alam dan lingkungan ? Apakah orang-orang merasa nyaman dekat dengan kita?

Jawaban-jawaban dari pertanyaan itu menggambarkan kita saat ini. Lalu benarkah untuk hal-hal yang demikian itu Tuhan menurunkan kita di dunia ini ?
Ketika setiap diri menjadi lebih baik dari hari ke hari, maka secara otomatis ia akan menjelma menjadi pendorong bagi kebaikan orang lain. Ketika setiap diri memaksimalkan apa yang dia miliki dari titipan Tuhannya berupa bakat, keinginan untuk maju, kebutuhan berbagi, kebahagiaan memberi, kebersamaan merasakan, maka sesungguhnya ia telah mengetahui untuk apa ia diciptakan.

Pribadi mulia Rasulullah saw telah bersabda : “Seorang mukmin tak akan pernah puas dengan kebaikan hingga berakhir dengan surga.” Kebaikan yang dimaksud oleh Rasul telah dengan sabarnya beliau tuntunkan kepada kita. Tinggallah kita yang menentukan bersediakah kita dituntun menuju surga ?

Dalam perjalanannya mencapai tujuan penciptaan, kita dihadapkan dengan banyak sekali ujian dan godaan, untuk menentukan kedudukan, menakar kwalitas kemanusiaan serta menilai derajat kemuliaan kita sebagai manusia.
Untuk itu dibutuhkan keikhlasan untuk meniru dan mengikuti jejak manusia termulia di bumi ini, Rasulullah saw, tanpa kecuali. Jika sedikit saja kita lengah, jangan-jangan kita keliru dengan prasangka kita sendiri, yakni keyakinan akan pengakuan diri bahwa kita adalah ummatnya, sementara beliau tak mengakui kita melalui sabdanya : …. Barangsiapa yang tidak mengikuti sunnahku maka ia bukanlah ummatku.” Padahal hanya ummat Nabi Muhammad saw saja yang dapat bertemu dengan Tuhannya kelak, sebagai akhir dari tujuan penciptaan.

Wallahu’alam bishawab





Rabu, 09 September 2009

Shaum Kesembilanbelas : SYAIR PENDAMBA

Duhai
akankah syahrush shiyam
membasuh hujnat yang
kuyup merungkup raga
setahun lalu
sejak kutinggalkan ia
di fajar fitri ?

ah …..
benarkah cuma setahun ?
padahal berpuluh tahun sudah
kuhabiskan jatah usiaku

Duhai
akankah syahrush shiyam
memilin melantak ghibah yang
membungkus keseluruhan waktu
kerap menipu dalam buih laku ?

Sejatinya
setiap tubuh mendamba putih
dalam jutaan warna perilaku

dan shiyam besok
tetap menjadi kemarin
sepanjang damba hanya tiba di batas harap

25 Agustus 2008

Selasa, 08 September 2009

Shaum Kedelapanbelas : Puisiku



sumber gambar :maulanusantara.wordpress.com

Semut itu mengajariku tentang
bagaimana kuharus berjalan
dalam garis kesetiaan
dan
kebersahajaan berbagi


Shaum Ketujuhbelas : Bingkisan Ateh dan Fanda

Hidup adalah persoalan memberi dan menerima. Dalam arti sempit maupun luas. Didalamnya Tuhan menyisipkan makna yang dalam untuk sebuah kebahagiaan. Bahagia karena telah memberi dan bahagia karena telah menerima. Keduanya memang berseberangan, tetapi ajaibnya, melahirkan dampak yang sama yakni bahagia.

Pemberian adalah bentuk kasih sayang dan kepedulian seseorang. Maka, saat saya diberi bingkisan cantik dari Ateh Cinta Hakiki dan Fanda, saya tahu mereka berdua mengirim kabar persaudaraan dan kasih sayang, agar insan blogger dimanapun berada dipersatukan dengan cinta dan damai. Saya bahagia, tentu saja. Dan dengan bahagia pula kini saya kirimkan bingkisan award yang sama kepada para blogger tercinta.

Yang ini award unik dari Ateh :

Ini pesannya :
Di bulan mulia ini saya mencoba berbagi award kepada semua rekan blogger yang aktif dan berpartisipasi di blog ini, tujuan saya adalah menyatukan para bloger mania di Indonesia dengan satu bahasa : Persatuan, semoga award ini bisa diterima oleh sobat-sobat semua dimanapun.

Award diatas mengandung arti :

Tugu Hijau : melambangkan sobat-sobat baru
Tugu Kuning : melambangkan sobat-sobat yang selalu aktif
Tugu Biru : melambangkan sobat blogger dengan PR tinggi
Landasan Merah : melambangkan bahwa kita semua sama, baik pemula hingga senior adalah terangkum dalam satu wadah/tempat, dengan darah yang sama berwarna merah, dan sesungguhnya kita adalah saudara.

Bingkisan award di atas kukirim kepada para sobat baruku:

RuM@h_G03N
Blog Ijo
Bluethunderheart
Mbak Aisha
Nana^Site

Sedangkan dua award yang cantik ini dari Fanda :



Kukirimkan kepada :
Mas Ardhian
Kang eNeS
Mbak Reni
Mbak Tisti Rabbani
Kang Pasti

Be happy ...

Minggu, 06 September 2009

Shaum Keenambelas : Nuzulul Qur'an

Sekali waktu pernah kuingin tak ada lagi ruang dan waktu, yang menghijab antara aku dan sejarah. Agar dapat kuhadirkan insan agung itu di hadapan. Sekali pernah kuimpikan jarak yang tiada. Agar bisa kudekap insan agung itu di pelukan. Meski lantas kubercermin, pantaskah aku??

Aaah, pantaskah aku?
Merindukan keagungan yang dijanjikan Tuhan lewat Nabi-Nya.

Aku hanya bisa tergugu dalam kebekuan
Kutatap mu'jizatnya
Firman itu kuderes dalam linangan air mata
Kueja perlahan bersama kalbu yang entah

Iqra'!
Sebongkah kata itu saja mampu mengguncang Bukit Tsur
Melalui sayap-sayap Jibril yang membentang menutupi cakrawala malam, kubayangkan kengerian yang dirasakan.

Aku hanya bisa menangis, merindunya. Meski aku tahu malam ini tak bisa kugenggam ia dalam dekapan. Berabad sudah ia turun menjadi cahaya. Berpuluh kisah ia himpun menjadi hikmah. Berapa manusiakah yang mampu mengemban amanahnya???

Aku ...???
Luluskah menyelami samudra hikmahnya, menerjemahkan firman-Nya dalam keseharian yang menggejolak, menarik simpul kearifan kisah didalamnya?

Malam ini, dekap aku Yaa Allah ...
Dekap aku ...

Sumber gambar :andri-permana.blogspot.com

Shaum Kelimabelas : Bagaimana Jika Malam Ini Maut Menjemputmu?



Enam hari sudah saya menjalani salah satu fitrah kewanitaan, yakni menstruasi, sehingga tak dapat menjalani kewajiban saya yang lain seperti shaum dan sholat. Ada sedikit kecewa dalam hati, sungguh sayang melewatkan shaum di bulan ini, yang pahalanya dijanjikan berlipat ganda, yang didalamnya pintu surga terbuka seluas-luasnya. Tapi kemudian saya insyaf, pahala shaum bisa didapat dengan berbagai cara. Menjalani fitrah kewanitaan dengan ikhlas adalah satu diantaranya. Bukankah menstruasi adalah sunatullah? Dan barangsiapa yang mengikuti ketetapanNya dengan sabar dan ikhlas akan dicintaiNya.

Maka, hari-hari tanpa sholat, shaum dan tilawah itu, saya ganti dengan kegiatan lain : membaca dan menulis sambil mendengarkan lantunan tilawah dari compact disc. Membaca apa saja yang akan meningkatkan kesadaran saya akan arti pentingnya sebuah pengabdian, penghambaan dan penyerahan diri utuh penuh pada Sang Pencipta. Membaca hal-hal ringan dalam bentuk tulisan, yang menggugah nurani saya untuk selalu ingat "pulang". Atau apa saja kegiatan harian yang kuhayati dalam koridor ibadah.

Siang itu, sekira pukul 10, datanglah Kang Yayan, sahabat yang biasa mengirim dan menawarkan buku-buku bacaan membawa setumpuk buku yang menggodaku untuk membeli. Diantaranya ada yang berjudul "Bagaimana Jika Malam ini Maut Menjemputmu?" karangan Mulyadi al-Fadhil & Leonardi al-Ghazi dan diterbitkan oleh MQS Publishing. Langsung aku tenggelam dalam lautan kata-katanya, menyengajakan diri agar lebih waspada dan tak lupa diri serta "hubbud dunya" (terlalu cinta dunia).

Ada kisah yang ingin kubagi dengan sobat semua.

Dikisahkan ada seorang pertapa turun dari gunung berkelana melewati beberapa desa. Di desa pertama dia melihat sebuah rumah kosong yang penuh dengan emas. Kemudian iblis menggodanya.
"Ayo, curilah! Itulah yang akan mebuatmu menjadi kaya!"
"Tidak! Sebab rumahku sangat dekat," jawab si pertapa.

Di desa kedua, pertapa itu melihat seorang wanita penghibur sedang duduk di atas sebuah batu sambil tersenyum menggoda. Iblis lalu membujuknya.
"Ayo, dekatilah dia! Itulah yang akan menyenagkan tubuhmu!"
"Tidak, sebab rumahku sangat dekat," jawabnya lagi.

Di desa ketiga, pertapa itu melihat perselisihan antara dua kelompok. Kemudian ia diminta untuk menjadi saksi atas mereka. Iblis kembali menggodanya.
"Ayo, berdustalah! Tidak ada kerugian bagimu kalaupun engkau berdusta atas merea!"
Si pertapa kembali menjawab "Tidak, sebab rumahku sangat dekat!"

Begitu seterusnya, peristiwa serupa terjadi berulang sampai desa ke seratus. Pertapa itu berhasil membuat si iblis heran. Lalu iblis bertanya kepadanya.
"Engkau selalu menolak godaanku dan mengatakan rumahmu sangat dekat. Akan tetapi, aku sudah mengikutimu sampai desa ke seratus dan engkau masih juga berkelana. Sesungguhnya dimanakah rumahmu itu?"

Pertapa itu menjawab.
"Ketahuilah, rumahku adalah kubur dan gerbangnya adalah kematian. Aku katakan bahwa ia sangat dekat karena kutidak pernah tahu kapan aku akan masuk ke dalam rumahku itu. Boleh jadi saat aku berbuat dosa, kematian datang menjemput. Maka, aku selalu ingat pada kematian dan takut untuk mengikuti godaanmu."

Membaca kisah itu, saya diingatkan untuk selalu menjaga hati, lisan dan tindakan agar tak berbelok ke sisi yang keliru. Dan itu bukanlah sesuatu yang mudah, sebab ada banyak ranjau di perjalanan menuju-Nya.





Jumat, 04 September 2009

Shaum Keempatbelas : Perempuan dan Kekuatannya

Saat saya mulai menulis ini, saya baru saja tiba dari jalan-jalan ke blognya Mbak Tisti Rabbani dan meninggalkan jejak disana. Sungguh, saya terinspirasi oleh kalimat bijak Bapak (Mbak Tisti) yang berbunyi : "perikemanusiaan, atau kasih, atau apalah namanya, memang sepintas tampak lemah tapi kalau kita bisa memanfaatkan energi yang tersimpan di baliknya, kelemahan itu bisa berevolusi dan menjadikan kita individu yang sangat kuat."

Sungguh sebuah kalimat yang sederhana namun berkekuatan dahsyat. Agak hiperbola, ya nampaknya. Tapi coba kita renungkan fakta sejarah : bukankah dahsyat namanya bila sebuah tirani kekuasaan yang merusak rakyat, raja yang lalim macam Fir'aun, nyatanya dapat ditaklukkan oleh sebuah kelembutan dan kasih sayang? Fir'aun tunduk hatinya saat Asiyah, istrinya, dengan lembut memintanya agar mengabulkan permintaannya merawat bayi Musa (yang semula harus dibunuh karena takut kelak akan menghancurkan kekuasaannya). Fir'aun tidak kalah dengan kekuatan, ia justru menyerah oleh sebuah kelembutan dan kasih sayang. Banyak lagi sejarah mencatat kekalahan puluhan dinasti justru oleh sesuatu yang nampak sebuah kelemahan, tetapi sejatinya ialah sebuah kekuatan tersembunyi.

Lalu mengapa dengan perempuan?
Saya begitu mencintai negeri ini, sedih melihat kenyataan yang terjadi belakangan ini. Prihatin dengan maraknya kejahatan, saudara membunuh saudara, pencurian, wakil rakyat yang aji mumpung (padahal dulu ia begitu vokal menyuarakan keadilan), pejabat tak malu memakan uang rakyat, dan banyak lagi kejadian yang menyebabkan negeri ini bagai tak memiliki harga.

Lalu mengapa dengan perempuan?
Saya tak mampu mengubah keadaan ini sendirian, saat ini. Tapi saya punya mimpi! Kelak, mungkin sepuluh atau dua puluh tahun mendatang, Indonesia akan memiliki orang-orang yang tulus hati, penyayang dan amanah. Kelak negeri makmur ini akan dipimpin oleh orang-orang yang berakhlakul karimah di semua lini. Tidak hanya di depan, melainkan di belakang, di tengah, diantara semak, di tengah hutan, di pinggir sungai, di pesisir pantai, di puncak gunung, di semua sisi. Sebab mereka, para pemimpin itu kelak, lahir dari rumah-rumah kita!!!

Ya, dari rumah-rumah kita, wahai perempuan Indonesia!
Di saat kita punya mimpi, kita punya bekal yang dititipkan Tuhan kepada kita, yang oleh sebagian orang disebut dengan : kelemahan perempuan. Itulah sebenarnya kekuatan yang akan mengubah sebuah peradaban. Perempuan melahirkan anak-anak, ialah guru utama dan pertama anak-anak masa depan bangsa ini. Di tangan perempuanlah kualitas mereka dipersiapkan. Maka dengan kelembutan, simpanan kasih sayang, serta bimbingan tak henti di setiap helaan nafas anak-anak kita, masa depan bangsa ini dipersiapkan.

Anak-anak kita akan dilimpahi bahasa kasih, indahnya berbagi, nikmatnya kebersamaan, eloknya perbedaan. Sehingga kapan dan dimanapun mereka berinteraksi, maka akan tercipta sebuah harmoni kehidupan bermasyarakat yang merdu. Bukan sebaliknya dilimpahi bahasa lumpur yang akan menjerumuskan mereka ke jurang kecelakaan dan ujungnya mengubah tatanan masyarakat yang gemar berseteru.

Insya Allah, sobat, bila para perempuan memulai keindahan itu dari rumah-umah kita buat anak-anak, maka sepuluh atau duapuluh tahun ke depan, negeri yang kita idamkan akan tercipta. Di tangan anak-anak yang di tangan kirinya tersimpan kemaslahatan dunia dan di tangan kanannya menggenggam keindahan akhirat.

Mimpi itu kemudian bertemu dengan tulisannya Mbak Tisti, dan bingkisan award Mbak Reni dan Ateh75 untuk para blogger wanita yang inspiring. (Sungguh saya terharu mendapat award ini). Maka kutulis ini semua buat sobat perempuanku di dunia maya, semoga semangat ini terus ada demi masa depan bangsa kita INDONESIA.


"Hottest Female Blogger" bingkisan dari Mbak Reni dan Ateh75 ini, sesuai permintaannya, saya kirim buat 10 blogger perempuan yang tulisannya begitu menggugah. Menurutku inilah blogger perempuan yang kukenal memiliki tulisan yang menarik dan mampu membuatku memilih mereka:

Neng Rara
Ritma Rahayu
Mbak Nura
Bunda Lintang
Dik Fanda

Khusus buat dik Fanda dan Anazkia, mungkin sudah terlalu banyak mendapat award, tapi izinkan saya memilihmu untuk mau menerima ini sebagai tanda persahabatan.

Mbak Anazkia
Bintang Air
Mbak Risma
Mbak Ajeng
Mbak Sinta

Ada tugasnya lho, selain mengirimkan kembali kepada 10 blogger perempuan yang menurutmu inspiring. Yaitu :

1.Buka search engine Google

2.Tulis nama kamu dilanjutkan dengan kata ‘needs’, misalnya : annie needs

3.Klik “search”

4.Tulis deh 10 hasil pertama yang muncul di halaman itu. (kalo namanya gak keluar, coba ditulis dengan tanda petik “_” misalnya “annie needs” baru disearch).

Inilah hasilnya :

- annie needs real estate listings from BrockHarcourt Glenelg...

- annie needs your help!

- annie needs to release a LIVE Album ( hah ??)

- annie needs a Spanking

- annie needs MIRACLE

- annie needs proffessional background on Zoominfo, the largest index of people in bussines in the world

Alhamdulillah usai sudah.
Buat sobat yang ketiban award selamat ya.

Semoga berkenan mengambilnya dan menyimpan semangatnya dalam dada.


Kamis, 03 September 2009

Shaum Ketigabelas : GEMPA!!

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!
Lahaula walaa kuwwata illa billaahil 'aliyyil 'adziim ...

Tak ada yang dapat kita lakukan saat bumi bergoyang, menggeliat meluruskan lempeng dasarnya, saat bumi bertasbih pada ketentuan Pemilik Semesta Alam yang Maha Gagah dan Maha Perkasa, selain ucapan : Tiada daya dan upaya, Yaaa Allah ... selain dengan kehendakMu semata.
Gempa itu hanyalah kiamat kecil dalam ketetapanMu, tetapi sebuah peristiwa besar bagi kami yang begini kecil dan dhaif ...

Allahku ...
apa yang bisa kami lakukan bila tiada pertolonganMu??

Kemarin sore, guncangan itu menghentak keheningan komplek perumahan dimana saya tinggal. Sontak menghamburkan kami keluar dari setiap pintu rumah, menginggalkan apapun. Yang terpikir saat itu adalah takbir dan menyelamatkan diri dan anggota keluarga dari kemungkinan terjadinya keruntuhan tempat tinggal sehingga menimpa kami. Gempa yang lumayan besar kami rasakan bersama dalam kengerian dan ketakutan. Asma Allah terdengar dimana-mana. Ya, hanya asmaNya. Sebab kepada siapa lagi kita berlindung selian pada Yang Maha Gagah??

Bunyi pecahan barang (entah apa : guci, vas bunga, dll) berjatuhannya pigura dan apapun yang menempel di dinding, hanyalah potret seberapa besar gempa yang kami rasakan disini. Usai gempa, Garut gulita. Saat berbuka dan panggilan tarawih dilakukan dengan cara memukul bedug, selain suara adzan yang memang suaranya tidak sampai ke rumah-rumah kami.

sumber : okezone.com


Yang itu saja telah membuat lutut kami lemas, jantung bergetar hebat, pikiran tak menentu dan kepanikan yang meluas. Apatah lagi yang dirasakan saudara-saudara di pusat gempa?? Sungguh tak terperi kepedihan yang dirasa. Semoga mereka mendapat ketabahan dan kekuatan dalam menerima takdir Allah ini. Amiiin

Bukan untuk mengecilkan arti musibah yang terjadi, bila saya mengatakan bahwa kita masih bersyukur menerima semua ini. Sebab musibah ini hanyalah bentuk kasih sayang Allah kepada ummatNya. Kalau mau dibilang musibah, ini hanyalah sebuah musibah kecil, sebab musibah yang sebenarnya adalah lunturnya iman dari dalam hati kita !!

Bersyukur kita masih diberi iman padaNya, pada ketentuan yang telah digariskan olehNya, dan kita mau menerimanya dengan ikhlas, bagaimanapun keadaan kita saat ini. Bersyukur kita masih diberi waktu oleh Allah untuk dapat saling berbagi dengan saudara-saudara kita, apapun bentuknya. Banyak uluran bantuan dengan berbagai cara, melalui dompet, pengumpulan bantuan secara langsung, apapun. Semoga saudara-saudara yang mendapat musibah dapat menerima semuanya dengan ikhlas dan tawakal. Amiiin ...

Shaum Keduabelas : Indahnya Silaturahim

Seporsi lotek (penganan sejenis pecel) tiba di meja dapur saya beberapa hari lalu, kemarin dua potong kue lapis ukuran besar melengkapi menu berbuka puasa. Keduanya sama-sama bukan buatan saya melainkan buah tangan kerabat dan tetangga. Masih di hari kemarin, semangkuk sop buah yang nampak cantik aneka warna terkirim ke tetangga sebelah, biar segarnya aroma buah sampai juga di lidah mereka. Sebuah potret kebersamaan yang selalu indah dan menyenangkan.

Memang hidup akan terasa lebih indah saat kita dapat saling berbagi dan merasakan. Ada kenikmatan yang tak terperi saat kita memberi dan menerima. Ada keindahan rasa yang sulit tergambarkan ketika sebuah perhatian, apapun bentuknya, besar atau kecil, hadir di sekeliling kita. Tak penting sekecil apapun ia, sebuah perhatian tetap memiliki makna besar bagi penerimanya, pun bagi sang pemberi. Pantaslah apabila Allah berfirman "Apakah kiranya jika kalian berkuasa kalian akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka." QS. Muhammad 22-23

Orang lain menjelma menjadi keluarga, orang jauh serasa lebih dekat dan kekesalan bahkan kebencian sirna luruh menjadi kasih sayang. Benar apa yang disabdakan insan agung Rasulullah saw : "Wahai kaum Muslim bertaqwalah kepada Allah dan sambungkanlah silaturahmi di antara kalian, karena tidak ada pahala yang lebih cepat diberikan darpada pahala menyambungkan silaturahmi...."
Pahala yang dijamin disegerakan itulah rupanya yang membuat hidup kita lebih indah dan menyenangkan.

Maka pantas kiranya saya bahagia dengan kiriman bingkisan hijau dari sobat Sinta pada 2 Agustus 2009. Sebuah kiriman sayang antar blogger, yang memungkinkan kita turut menjaga keindahan silaturahmi yang dicontohkan Rasul dan diperintahkan Allah swt.



Sebagai tanda syukur pula bingkisan award itu saya bagi dengan :
Indonesia Raya
Mbak Irma
Cep Imam
Mas Winarno
Laila

Semoga bingkisan ini memberi jalan kebaikan buat kita semua. Amiiin.

Rabu, 02 September 2009

Shaum Kesebelas : Saat Berbagi (International Blogger Community)



Hari ini saya diingatkan (oleh diri saya sendiri) untuk bersegera menunaikan kewajiban saya sebagai seorang sahabat, yakni meneruskan pertalian silaturahmi khas para blogger, berbagi award.

Beberapa minggu lalu saya memperoleh award International Bloggers Community dari Kang eNeS, sobat blogger pemilik SC Community. Kaget, tentu saja, sebab saya masih baru di dunia ini. Maka meski tertatih, sebagai wujud terima kasih serta penghargaan kepada sobat yang telah dengan tulus hati mengirimnya, dengan perasaan bahagia saya menerima serta mengirim kembali pada beberapa sobat. Mohon maaf pada sobat blogger bila ada kekeliruan dalam postingan ini.

Selidik punya selidik, ternyata award ini cukup menarik : pertama, award ini bersifat internasional, kedua, award ini dapat diberikan lagi kepada teman-teman dalam link blogroll kita dengan jumlah tak terbatas, ketiga, aturan pemberian award ini tidak ketat (tidak ada PR yang harus dikerjakan), keempat, award ini bisa dijadikan sebagai backlink karena teman yang diberi award harus mencantumkan nama, nama blog, dan URL (link) blog kita sebagai pemberi award, dan kelima, yang mendapatkan award ini akan terdaftar di BloGGiSTa INFo CoRNeR asalkan memberitahukan bahwa kita telah mem-posting awardnya.

Berikut adalah aturan yang harus dilakukan oleh si penerima award (aslinya dalam Bahasa Inggris. Diterjemahkan secara bebas oleh SC):

Rules (Aturan):
1. Link the person who tagged you (Tautkan dengan orang yang men-tag kamu).
2. Copy the image above, the rules and the questionnaire in this post (Kopikan gambar di atas berikut aturan dan pertanyaan pada postingan ini).
3. Post this in one or all of your blogs (Posting award ini pada satu atau pada semua blog milik kamu).
4. Answer the four questions following these Rules (Jawab empat pertanyaan di bawah dengan mengikuti aturan yang ada).
5. Recruit at least seven (7) friends on your Blog Roll by sharing this with them (Rekrut sedikitnya tujuh orang teman yang ada pada Blog Roll kamu lalu berbagi award ini dengan mereka).
6. Come back to BLoGGiSTa iNFo CoRNeR (PLEASE DO NOT CHANGE THIS LINK) at http://bloggistame.blogspot.com and leave the URL of your Post in order for you/your Blog to be added to the Master List (Kunjungi BloGGiST INFo CoRNeR (Jangan ubah linknya) di http://bloggistame.blogspot.com dan tinggalkan URL blog kamu untuk ditambahkan ke Master List).
7. Have Fun!

Questions & Your Answers (Pertanyaan & Jawaban):
1. The person who tagged you (Orang yang me-tag kamu): eNeS
2. His/her site's title and url (Judul situs dan url-nya):SC Community, http://www.ruangsc.blogspot.com
3. Date when you were tagged (Tanggal ketika men-tag kamu): August 12, 2009
4. Persons you tagged

Award ini akan saya berikan kepada :
mas tamsil, Ayoe, dik Sinta, Mbak Nura, dik aie, Mbak Risma, Mbak Lis Indra, Pelangi Anak

Nah, bagi sobat yang mendapatkan award ini silakan ambil dan posting kembali award International Bloggers Community ini. Dan jangan lupa, setelah di-posting beri tahukan ke BloGGiSTa INFo CoRNeR supaya nama kamu masuk Master List di sana.

Selamat bersenang-senang ya.
Masih ada beberapa award dalam rak, semoga saya diberi kemampuan untuk menulis dengan baik dan mengirimnya buat sobat semua.
Khusus untuk kang eNes terima kasih untuk segala bantuan tutorialnya. Jangan bosen, ya!