Selasa, 25 Agustus 2009

Shaum Ketiga : Positive Parenting




Setiap kali usai membaca buku-bukunya mas Mohammad Fauzil Adhim, saya kerap dihadapkan pada kotak besar bernama cermin yang memaksa saya untuk melihat diri sendiri, lantas tersentak dan tersadar. Sensasi itu hampir sama dengan usai membaca tulisannya mbak Neno Warisman, meski mereka berdua memiliki cara bertutur yang berbeda.

Kemarin, saya melanjutkan bacaan yang terhenti tentang "Positive Parenting" tulisan mas Fauzil Adhim. Dan kembali saya tercenung tentang betapa selama ini saya belum menjadi ibu yang baik bagi anak-anak. Proses itu terus berjalan, proses menuju perbaikan meski tak ada yang bernama kesempurnaan. Namun bagaimanapun tentu saya ingin menjadi ibu yang tepat bagi anak-anak. Ibu yang dapat mengantarkan mereka ke pintu gerbang kebaikan dan kemanfaatan.

Saya menemukan banyak hikmah di setiap lembar buku ini. Tiba di halaman 51 saya berhenti untuk sekedar bercermin, ibu macam apa saya?
"Hari ini, betapa banyak anak yang rapuh jiwanya, meski berlimpah makananannya. Mereka tumbuh dengan gizi yang lebih dari cukup, tetapi kurang mendapat penguatan dari ibu bapaknya. Mereka jarang memperoleh pengalaman sukses, meski otak mereka cerdas luar biasa. Sebab orangtua mereka sangat pelit memberi penghargaan dan sangat jarang memberi perhatian. Mereka memiliki kaki tangan yang lengkap, tetapi tidak mendapatkan kepercayaan diri yang kuat bahwa mereka terlahir di dunia ini karena ada amanah yang sanggup mereka pikul. Mereka melihat beban, tetapi tidak yakin Allah sudah memberi pundak baginya untuk mennggung."

"Orang-orang besar tidak dilahirkan. Mereka ditempa, diukir dan dipersiapkan oleh pendidikan yang baik. Salah satunya adalah orangtua mereka yang senantiasa menyemangati dengan cinta. Menggerakkan jiwa mereka untuk melakukan kerja besar yang bermakna, bukan menyibukkan diri dengan kekurangan mereka."

Lantas sudah lengkapkah saya isi jiwa mereka dengan tauhid dan keagungan Tuhan? Sebab prestasi menakjubkan tak lagi membahagiakan jika tak disertai dengan keimanan. Tidak sekedar menghafal doa dengan lancar melainkan diiringi pula dengan kesalehan. Sebab menurut mas Fauzil doa-doa yang mereka panjatkan, tak ada artinya bagi kita jika tak disertai kesalehan.

Firman Allah swt di Surah Al-Ra'd ayat 23, tentang surga 'Adn. >"Mereka masuk ke dalamnya bersama mereka yang saleh di antara orangtua mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu"

Lihatlah! Allah swt sudah menciptakan Surga 'Adn untuk kita dan anak-anak kita. Sudah Dia ciptakan pula malaikat-malaikat yang akan masuk dari semua pintu untuk melayani segala yang kita mau. Sudah ia ciptakan semua itu untuk kita dan anak-anak kita yang saleh. Tetapi, sudah salehkah kita sehingga berani berharap anak-anak yang saleh? (hal. 36)

Lihat, mas Fauzil begitu tepat membidikkan kata-kata bagi setiap orangtua yang bermimpi memiliki anak-anak hebat.

1 komentar:

  1. Jadi ortu jaman sekrg kayaknya lebih sulit ya, mbak? Karena pengaruh buruk seakan ada di mana2, dan anak lebih kritis serta mandiri. Semoga mbak tak pernah lelah utk membimbing anak2 mbak ke arah yg baik deh...

    BalasHapus

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...