Selasa, 12 Mei 2009

Sekilas Nasruddin Hoja


Pertama kali mendengar nama Nasruddin Hoja, saat masih kanak-kanak. Mendengar kisah dan karakternya kerap mengingatkan pada Abu Nawas atau si Kabayan. Bedanya adalah tokoh Abu Nawas dan Nasruddin Hoja bukanlah tokoh rekaan, ia benar-benar hidup pada masanya, sedangkan si Kabayan hanyalah tokoh rekaan yang menggambarkan tipikal orang Sunda yang polos dan cerdik.

Nasruddin Hoja adalah tokoh multikarakter dan seakan tak berzaman. Setiap orang di setiap zaman bisa mengidentifikasi Nasruddin dan kemudian tertawa lebar atau tersenyum simpul ketika menyimak cerita-ceritanya, yang mengandung kecerdikan dan rasa humor di satu sisi, serta kritik sosial di sisi lain.

 

Dalam 360 Kisah Jenaka Nasruddin Hoja yang diceritakan kembali oleh Irwan Winardi disebutkan bahwa Nasruddin Hoja adalah ulama Turki yang hidup di akhir abad ke-14 dan awal ke-15. Nasruddin Hoja lahir di desa Khortu, Sivri Hisar, Anatolia Tengah, Turki pada 776 H/1372 M. Pertama-tama dia mendapatkan pendidikan dari ayahnya, seorang imam di kotanya. Kelak, Nasruddin diangkat sebagai imam di kota kelahirannya menggantikan kedudukan ayahnya.

Nasruddin belajar kepada guru-guru terkenal pada masanya, diantaranya Sayyid Mahmud Hairani dan Sayyid Haji Ibrahim. Setelah menyelesaikan pendidikannya ia diangkat sebagai hakim di kota Ak Shehir dan sekitarnya. Dia juga dikenal sebagai guru terpandang yang telah mendirikan beberapa perguruan dan madrasah di beberapa kota.

Nasruddin Hoja adalah seorang guru sufi yang arif dan kaya dengan humor. Dalam memberikan pelajaran atau latihan-latihan keruhanian, tak jarang ia menggunakan humor yang membuka pikiran murid-muridnya. Nasruddin Hoja adalah ulama dari madzhab Hanafi. Satu bidang yang sangat dia kuasai adalah ilmu fiqih. Karena keluasan ilmunya ia mempunyai banyak murid yang berjumlah lebih dari tiga ratus orang. Dari sinilah ia mendapat gelar “Khawja” atau “Hoca” atau “Hoja” yang di masyarakat Indonesia sama dengan gelar “Kiai”.

Dengan begitu, ada perbedaan besar antara Nasruddin Hoja dengan Abu Nawas. Abu Nawas adalah seorang penyair yang kurang taat dalam beragama. Ia juga dikenal sebagai seorang pemabuk dan senang berfoya-foya. Abu Nawas baru mendalami agama pada masa tuanya.

Nasruddin meninggal dunia di kota Ak Shehir, Propinsi Konya. Makamnya pun mengundang senyum. Gerbang makamnya besar dengan kunci gembok sebesar ember. Orang yang memandang makam dari kejauhan akan mengira sulit masuk ke makam itu. Tetapi ternyata tidak, karena di kiri kanan makam tidak ada pagar atau benteng. Artinya tidak ada penghalang sama sekali.

Pada nisan makamnya tertulis “Ini makam orang yang mengharap rahmat Tuhannya, Nasruddin Affandi. Bacalah Al-Fatihah baginya”.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tulis komentar anda, sobat. Terima kasih sudah mampir, ya ...